Profesi saya adalah seorang programmer, sebuah profesi membuat kode program di komputer menjadi sebuah perangkat lunak yang bisa digunakan oleh banyak orang. Jika saya amati dari silsilah keluarga saya, saya adalah generasi pertama yang berprofesi sebagai programmer.

Ayah dari ibu saya (kakek) berprofesi sebagai hakim. Ayah dari bapak saya (kakek) berprofesi sebagai pengusaha. Ibu dari ibu saya (nenek) berprofesi sebagai ibu rumah tangga dan pembuat jajan. Ibu dari bapak saya (nenek) berprofesi sebagai guru dan kepala sekolah.

Ibu saya berprofesi sebagai ibu rumah tangga dan pembuat roti. Bapak saya berprofesi sebagai pegawai hotel. Saya tidak menyangka akan mengambil profesi sebagai programmer. Saya pikir profesi yang saya tekuni sekarang adalah serangkaian dari hal-hal yang saya alami di masa lalu.

Waktu TK dan SD cita-cita saya adalah ingin menjadi seorang juru masak atau presiden. Di sekitar saya tidak ada yang mengucapkan cita-cita menjadi seorang programmer. Cita-cita yang sering saya dengar antara lain juru masak, presiden, guru, atau pilot. Sekarang, saya sadar bahwa definisi cita-cita itu BUKAN cuma profesi yang diimpikan tetapi hal-hal yang diimpikan. Contoh saya bercita-cita ingin ke Jepang, Korea, Hongkong, Taiwan, dan kota Machu Pichu. Contoh lain saya bercita-cita ingin memiliki dua rumah yang layak huni. Contoh lainnya lagi saya bercita-cita ingin memiliki pendapatan pribadi per tahun sebesar 300 juta dalam waktu 3 tahun. Amin.

Saya ingin membahas kapan pertama kali saya berinteraksi dengan komputer. Pertama kali saya berinteraksi dengan komputer adalah saat saya mendapat pelajaran menggunakan komputer di kelas 5 sekolah dasar swasta. Sistem operasi yang dipakai waktu adalah Windows XP. Pelajaran waktu itu adalah melakukan proses copy, move, dan paste pada file dan folder. Proses copy + paste adalah proses yang mudah tetapi proses move + paste adalah proses yang sulit.

Saat SD pula ada ujian desain grafis. Saya dan teman-teman diminta membuat desain gambar produk makanan dan minuman yang kami sukai di komputer. Waktu itu belum ada pengenalan Corel Draw dan kami diminta menggambar menggunakan Microsoft Word. Ada dua penilaian yang diberikan, pertama desain yang digambar di kertas, kedua desain yang digambar di komputer. Saya menggambar makanan Cheetos karena waktu itu saya suka makan Cheetos. Ha ha ha ha (hati-hati bisa bikin radang tenggorokan kalau berlebihan). Eksekusi di kertas mendapat nilai 75 dan eksekusi di komputer mendapat nilai 60. Waktu itu ada persiapan latihan namun saya tidak memanfaatkannya dengan baik karena waktu itu saya masih bingung antara memilih produk makanan atau cara menggambarnya di Microsoft Word. Maklum itu adalah masa SD, masa di mana saya tidak tahu apa-apa.

Saat SMP hingga SMA, interaksi saya dengan komputer semakin bertambah seperti membuat akun e-mail, berkirim pesan lewat e-mail menggunakan CC (Carbon Copy), BCC (Blind Carbon Copy), dan attachment. Lalu, saat kelas dua SMP saya membuat akun media sosial pertama yaitu Facebook dan Twitter yang diajarkan oleh teman saya, Andu. Oh iya, saat SMP saya sudah mengenal YouTube dan mulai mencari video-video yang berhubungan dengan anime. Saat kelulusan SMP, saya membeli HP pertama saya yaitu Sony Ericsson Naite (J105) warna merah. Saya membeli HP ini dari tabungan yang saya kumpulkan waktu SMP dan uang hasil juara dari perlombaan yang saya ikuti. Di HP ini ada aplikasi browser dan saya browsing YouTube untuk menonton anime favorit saya waktu itu yaitu Yu-Gi-Oh! GX. Namun, videonya gagal diputar karena HP tidak mendukung atau koneksi internet waktu itu tidak sekencang sekarang.

Lomba yang saya ikuti adalah menulis aksara Bali dan Ilmu Kimia dan tidak ada hubungan dengan komputer.

Ha? Kok bisa!? Nanti saya ceritakan di lain waktu.

Hmm, apa kaitan HP dengan komputer? Komputer itu kan layar kotak, ada keyboard, ada mouse, ada CPU kotak yang terhubung dengan kabel-kabel. Komputer kan tidak bisa dibawa ke mana-mana. Beda dengan HP yang bisa dibawa ke mana-mana.

Waktu itu saya berpikir HP dan komputer itu adalah hal yang berbeda. Namun, pemikiran saya sekarang berubah. Esensi HP dan komputer adalah sebuah alat untuk melakukan komputasi dari input ke output mulai dari terhubung ke internet, berkirim pesan, menggunakan kalkulator, dan lain-lain.

Saat SMA, interaksi yang berkesan dengan komputer adalah bermain game online di Facebook. Game-game yang pernah saya mainkan waktu itu antara lain Ninja Saga, Monster Galaxy, Ninja Warz, Miscrits, Captain Marvel. Sebenarnya lebih banyak dari yang saya sebutkan, cuma saya isi segini saja agar tidak kepanjangan. Bahkan saya sempat diajari menggunakan cheat Ninja Saga untuk menaikkan level game karakter saya XD.

Di masa SMP hingga SMA, saya mulai menggunakan fasilitas warnet (warung internet). Tarif per jam sekitar 3000 hingga 5000 per jam. Hal-hal yang saya lakukan waktu itu browsing, mengerjakan tugas yang harus dicari di internet, menonton anime di YouTube, dan melihat hasil pengumuman kelulusan jenjang masuk kuliah di polikteknik saat lulus SMA. Oh iya, saya juga pernah kerja sambilan jadi operator warnet dan mengajak teman saya, Sumerta untuk ikut jadi operator warnet selama 3 bulan.

Saat kuliah, interaksi saya dengan komputer semakin intensif. Saya mulai belajar bahasa pemrograman. Bahasa pemrograman pertama yang saya coba adalah Java yang diajarkan oleh dosen bernama Pak Candra. Banyak hal yang membuat saya dari tidak tahu menjadi tahu. Mulai dari instalasi JDK, mengkompilasi program, menjalankan kode program, pair programming dengan teman sebangku, hingga membuat aplikasi desktop seperti aplikasi kasir dan game ular tangga.

Saat kuliah, saya lebih sering menggunakan sosial media untuk melihat postingan dari forum-forum komunitas programmer di Facebook. Saya tahu forum-forum ini dari kakak kelas saya, Adi Andrea. Dia jago pemrograman Java dan sekarang menjadi seorang software developer untuk mobile programming (Android). Lalu, selama kuliah saya cukup sering membaca tulisan-tulisan keren dari Pak Endy Muhardin di blog software dot endy dot muhardin dot com. Salah satu tulisan di blog beliau yang berkesan adalah Lan Na Zha.

Sekarang adalah tahun 2024. Ini adalah tahun ketujuh saya berprofesi sebagai seorang programmer dan juga tahun ketujuh saya masih bekerja sebagai programmer di salah satu universitas di Bali. Jumlah orang-orang yang berprofesi sebagai programmer terus bertambah namun saya cukup yakin bahwa jumlah programmer yang benar-benar paham fundamental computational thinking, algoritma dan struktur data itu tidak banyak dan tetap konstan. Saya ingin mencapai level itu dan satu-satunya cara agar bisa mencapai level itu adalah latihan, latihan, dan latihan!

Menurut saya, level seorang programmer yang benar-benar paham fundamental computational thinking, algoritma dan struktur data adalah ketika fundamental computational thinking, algoritma dan struktur data sudah menjadi nafas dan refleks dari raga seorang programmer. Ibarat seperti atlet renang yang hampir setiap hari berenang maka suatu hari pasti aktivitas renang itu menjadi nafas dan refleks dari raga seorang atlet renang.