Tahun 2021 adalah pertama kalinya saya melakukan kerja lepas sebagai programmer. Saat itu, saya masih bekerja penuh waktu sebagai programmer di Universitas Udayana. Saya melakukan kerja lepas ketika sudah selesai bekerja. Alasan saya melakukannya adalah saya ingin mencari penghasilan tambahan. Seperti biasa, pengalaman pertama tidak selalu mulus. Saya belum tahu cara menghitung tarif saya per jam, negosiasi upah kerja saya per jam, dan memberi estimasi waktu (dalam hitungan jam) untuk menambah atau mengubah fitur.

Apakah ada tugas untuk menghapus fitur? Saya sangat tertarik bila ada. :)

Alhasil upah yang saya peroleh tidak seberapa. Tiga tahun berlalu, seorang teman dari komunitas menanyakan apakah saya sedang lowong untuk melakukan kerja lepas. Tanpa berpikir panjang, saya meng-iyakan. Beberapa hari kemudian, saya baru sadar bahwa saya harus fokus mencari pekerjaan baru yang lebih baik. Saya harus mempersiapkan diri mulai dari membuat portfolio hingga belajar algoritma dan struktur data. Ini membuat saya harus membagi waktu tersebut dengan persiapan untuk mencari pekerjaan baru. Saya cukup menyesal dengan keputusan yang saya buat. Walaupun saya diberi upah dari kerja lepas, tetapi saya harus sadar bahwa saya bekerja pada orang, mau tidak mau dan suka tidak suka saya harus mengikuti ritme kerjanya.

Ada harga yang harus dibayar.

Untuk menentukan berapa upah yang ingin kita terima sebagai pekerja lepas maka rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:

1
2
- Tarif per hari = Gaji bulanan / 20 hari kerja
- Tarif per jam = Gaji bulanan / 20 hari kerja / 8 jam

Jika gaji bulananmu tidak memuaskan, kamu bisa utak-atik dengan cara menaikkan berapa gaji bulanan yang kamu impikan.

Saya menuju pada suatu kesimpulan bahwa bekerja untuk diri sendiri merupakan sebuah kemerdekaan yang hakiki. Kita ada bos untuk diri kita sendiri. Kita bisa menentukan jam berapa kita mau mengerjakannya. Jadi, jika saya ditawarkan lagi untuk kerja lepas maka mungkin saya harus menolaknya.