Artificial Intelligence (AI) atau Kecerdasan Buatan adalah sebuah teknologi membuat kecerdasan tiruan seperti manusia. Apakah AI benar-benar menggantikan manusia seutuhnya? Jawaban saya adalah tidak.

Menurut saya, AI ditakdirkan sebagai pembantu manusia BUKAN pengganti manusia. Contoh, ketika saya bertanya sesuatu ke ChatGPT seperti hal pemrograman yang bersifat teknis maka jawaban diberikan tidak selalu akurat. Ada dua kemungkinan yang menyebabkan ini terjadi. Pertama, saya memberikan pertanyaan yang kurang jelas. Kedua, ChatGPT belum pernah menemukan jawaban dari pertanyaan yang saya ajukan sehingga ia berhalusinasi. Ketika saya ingin membuktikan jawaban dari ChatGPT terkait pertanyaan yang saya ajukan maka saya harus memiliki pengetahuan dasar atau saya bisa bertanya kepada seorang pakar.

Maka dari itu saya semakin yakin bahwa pada akhirnya AI adalah pembantu manusia. Ia ibarat seperti mesin pencari yang telah berevolusi sehingga mampu memberi jawaban ringkas terhadap apa yang kita tanyakan. Namun, semua jawaban yang diberikan olehnya tidak selalu akurat dan benar sehingga tidak boleh diterima mentah-mentah. Perlu suatu entitas yang berperan sebagai ahli untuk memvalidasi dari jawaban yang dikeluarkan olehnya. Entitas itu adalah manusia yang berakal dan memiliki budhi.